KARSINOGENESIS (II)
Menurut
Schneider (1997) kanker terjadi karena adanya kerusakan atautransformasi
protoonkogen dan gen penghambat tumor sehingga terjadi perubahan dalam cetakan
protein dari yang telah diprogramkan semula yang mengakibatkan timbulnya sel
kanker. Karena itu terjadi kekeliruan transkripsi dan translasi gen sehingga
terbentuk protein abnormal yang terlepas dari kendali normal pengaturan dan
koordinasi pertumbuhan dan diferensiasi sel. Pengaturan sifat individu
dilakukan oleh gen (DNA) dengan pembentukan protein melalui proses transkripsi dan
translasi.


Karsinogenesis
merupakan suatu proses multi tahap, dengan 3 tahapan (Schneider, 1997),
yaitu :
1. Inisiasi
(Initiation)
Tahap pertama
ialah permulaan atau inisiasi, dimana sel normal berubah menjadi premaligna.
Karsinogen harus merupakan mutagen yaitu zat yang dapat menimbulkan mutasi gen.
Pada tahap inisiasi karsinogen bereaksi dengan DNA, menyebabkan amplifikasi gen
dan produksi copy multiple gen.
2. Promosi (Promotion)
Promoter adalah
zat non mutagen tetapi dapat meningkatkan reaksi karsinogen dan tidak
menimbulkan amplifikasi gen. Sifat-sifat promoter ialah: mengikuti kerja
inisiator, perlu paparan berkali-kali, keadaan dapat reversible, dapat
mengubah ekspresi gen seperti: hiperplasia, induksi enzim, induksi
diferensiasi.
3. Progresi
(Progression)
Pada progresi
ini terjadi aktivasi, mutasi atau hilangnya gen. Pada progresi ini
timbul perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna. Dalam
karsinogenesis ada 3 mekanisme yang terlibat:
a. Onkogen yang
dapat menginduksi timbulnya kanker.
b. Antionkogen
atau gen suppressor yang dapat mencegah timbulnya kanker.
c. Gen
modulator yang dapat mempengaruhi eksperimen karakteristik gen yang
mempengaruhi penyebaran kanker.
Bila ada
kerusakan gen, tubuh berusaha mereparasi atau memperbaiki transkripsi gen yang
rusak (DNA repair). Kerusakan transkripsi ini mungkin dapat dan mungkin
pula tidak dapat diperbaiki lagi. Bila transkripsi gen itu dapat diperbaiki
dengan sempurna, maka pada replikasi sel berikutnya terbentuklah sel baru yang
normal. Tetapi bila tidak dapat diperbaiki dengan sempurna akan terbentuk sel
baru yang defektif. Walaupun sel itu defektif masih tetap ada usaha mereparasi
kerusakan transkripsi. Bila berhasil akan terbentuk sel yang normal dan bila
gagal akan terbentuk sel yang abnormal, yaitu sel yang mengalami mutasi, atau
transformasi, yang pada akhirnya dapat menjadi sel kanker.
Teori
karsinogenesis untuk menerangkan bagaimana kanker itu terjadi didasarkan atas:
1. Mutasi
Somatik
Yaitu perubahan urutan letak nukleotida dalam asam amino rantai DNA,
yang menyebabkan perubahan kode genetik. Menghasilkan produksi protein yang
abnormal, sehingga regulasi pertumbuhan dan diferensiasi sel terganggu, sel
menjadi otonom dan lepas dari regulasi normal dan sel dapat tumbuh tanpa batas.
2. Penyimpangan
Diferensiasi Sel (Teori Epigenetik)
Terjadinya gangguan system atau mekanisme
regulasi gen seperti represif, depresi serta ekspresi regulasi, sehingga timbul
gangguan pertumbuhan dan diferensiasi sel. Defek yang terjadi karena mekanisme
regulasi gen yang mengatur pertumbuhan, dan bukan pada struktur gen itu
sendiri, maka teori ini disebut teori epigenetik.
3. Aktivasi
Virus
Virus masuk ke dalam inti sel dan berintegrasi dengan DNA penderita
serta mengubah fenotype sel dengan menyisipkan (insersi) informasi baru
atau mengubah transkripsi dan translasi gen. Virus DNA dapat secara langsung
berintegrasi dengan DNA inang dan ditularkan secara vertikal kepada anak-anak
sel inang, sedang virus RNA dengan bantuan enzim reverse transkriptase.
Menurut teori ini kanker terjadi karena ada infeksi virus yang menyisipkan
gennya ke dalam DNA inang yang dapat mengaktifkan protoonkogen menjadi onkogen.
4. Seleksi Sel
Pada sel tubuh manusia diperkirakan terdapat lebih dari 50.000 gen dan
masing-masing gen mempunyai fungsi tersendiri. Di dalam tubuh setiap saat ada
sel yang mati dan ada pula sel baru yang terbentuk melalui proses mitosis.
Karena adanya mutasi maka timbul sel yang defektif dan akan mati atau tidak
dapat mengadakan mitosis lebih lanjut. Hanya sel-sel yang baik dan memenuhi
syarat tertentu yang akan dapat tetap bertahan hidup. Dalam menyeleksi sel mana
yang boleh terus hidup dan berkembang, terjadi kekeliruan. Di sini ada sel yang
mengalami mutasi atau transformasi yang lepas dari seleksi dan terus berkembang
menjadi sel kanker (King, 2000).
Keganasan pada
sel eukariota terjadi akibat adanya perubahan perilaku sel yang abnormal, yaitu
sel mempunyai kemampuan proliferasi dan diferensiasi yang sangat tinggi.
Perubahan perilaku tersebut terjadi karena sel mengekspresikan berbagai protein
yang abnormal. Berbagai protein abnormal muncul karena sel mengalami
mutasi/kecacatan gen, khususnya gen yang mengkode protein, yang sangat berperan
pada pengaturan siklus pembelahan sel. Contohnya adalah gen yang termasuk
kelompok protooncogen atau kelompok tumor suppressorgene, serta
gen yang mengatur dan menghambat pemendekan telomer pada ujung kromosom. Pertumbuhan
kanker merupakan proses mikroevolusioner yang dapat berlangsung beberapa bulan
atau beberapa tahun (Albert et al., 1994). Proses pertumbuhan
ini
dinamakan karsinogenesis, dimulai dari satu sel kanker yang memperbanyak diri
dan membentuk satu koloni kecil dalam jaringan yang sama. Selanjutnya perubahan
genetik (misalnya aktivasi onkogen) terjadi dalam koloni sel yang abnormal dan
menjadi tumor ganas (Schneider, 1997).

Proses
karsinogenesis terjadi melalui beberapa fase yang meliputi fase inisiasi, fase
promosi, fase progresi, dan metastasis. Inisiasi merupakan fase pertama dan
merupakan akibat adanya perubahan genetik yang menyebabkan adanya proliferasi
abnormal dari satu sel. Promosi merupakan kelanjutan inisiasi, yaitu adanya
pacuan dari faktor promosi tumor yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat dan
pembentukan tumor benigna. Progresi merupakan perubahan genetik semakin
bertambah banyak sehingga akan menambah koloni sel tumor. Tumor pada stadium
ini bersifat invasif dan seringkali diikuti dengan proses pembentukan pembuluh
darah baru yang dinamakan angiogenesis. Fase berikutnya adalah metastasis,
yaitu perkembangan tumor yang bersifat malignan dan terjadinya pelepasan
sel-sel tumor ganas dari koloni primernya. Sel-sel tumor ganas ini dapat
memasuki saluran limfatik, sehingga dapat menyebar ke seluruh tubuh dan
berkembang di tempat yang jauh (Schneider, 1997).
Kemampuan
invasi sel kanker dihubungkan dengan banyaknya produksi protease pada sel
kanker ini. Protease akan mempengaruhi interaksi sel dan memfasilitasi
pergerakan sel kanker melalui matriks ekstraseluler. Tahap metastasis merupakan
tahap yang paling kritis yang menyebabkan gejala klinis dan bahkan kematian
(King, 2000).
Comments
Post a Comment