GASTROENTERITIS

Gastroenteritis akut merupakan salah satu penyebab umum kematian di dunia. Perkiraan terdahulu menempatkan diare sebagai penyebab kematian lima teratas di dunia yang sering terjadi pada anak-anak. Gastroenteritis disebabkan oleh banyak hal meliputi bakteri, virus, parasit, toksin, dan obat. Penyebab utama yang paling umum adalah
virus dan bakteri. Virus dan bakteri sangat mudah menyebar melalui makanan dan air yang telah terkontaminasi. Dalam 50% kasus diare, tidak ditemukan penyebab yang spesifik. Virus menjadi penyebab kasus kematian denna persentasi yang signifikan pada semua umur.
Faktor utama tingginya kejadian dan tingkat kematian karena gastroenteritis adalah karena penggunan air yang tidak bersih, sanitasi yang tidak memenuhi sehingga memungkinkan penyebaran agen penginfeksi, dan/ atau kondisi fisiologis seperti malnutrisi yang menebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga memudahkan proses infeksi oleh agen penginfeksi.
Diseluruh dunia, pengobatan yang tidak memadai bagi penderita membunuh 5 sampai 8 juta orang per tahun dan menjadi penyebab utama kematian bayi dan anak dibawah umur. Setidaknya 50% kasis gastroenteritis yang penyebarannya melalui makanan disebabkan karena infeksi norovirus. Sedangkan 20% nya pada anak-anak disebabkan oleh rotavirus.

Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan seringkali disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram (Syaiful Noer, 1996 ). Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali) dan bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir.

Gastroenteritis juga dikenal dengan gastro, gastric flu, atau stomach flu, akan tetapi tidak ada hubungannya dengan influenza. Keluhan yang biasa dilaporkan pada penderita gastroenteritis bervariasi dari sakit ringan di perut selama satu atau dua hari sampai menderita muntah dan diare selama beberapa hari atau lebih lama. Gastroenteritis adalah infolamasi pada lapisan membran gastrointestinal disebabkan oleh beberapa varian enteropatogen yang luas, yaitu bakteri, virus, dan parasit. Manifestasi klinik tergantung pada respon penderita terhadap infeksi yaitu infeksi asimptomatik, diare, diare dengan darah, diare kronik, dan manifestasi ekstrainternal dari infeksi.

Anatomi fisiologi dari saluran gastrointestinal berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung dan usus sampai anus. Esofagus terletak di mediastinum rongga torakal, anterior terhadap tulang punggung dan posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang dapat mengempis ini, yang panjangnya kira-kira 25 cm (10 inchi) menjadi distensi bila makanan melewatinya.
Bagian sisa dari saluran gastrointestinal terletak di dalam rongga peritoneal. Lambung ditempatkan dibagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah tubuh, tepat di bawah diafragma kiri. Lambung adalah suatu kantung yang dapat berdistensi dengan kapasitas kira-kira ± 1500 ml. Lambung dapat dibagi ke dalam empat bagian anatomis, kardia, fundus, korpus dan pilorus.
Usus halus adalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Untuk sekresi dan absorbsi, usus halus dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian atas disebut duodenum, bagian tengah disebut yeyunum, bagian bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan usus besar terletak dibagian bawah kanan duodenum. Ini disebut sekum pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal. Yang berfungsi untuk mengontrol isi usus ke dalam usus besar, dan mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada tempat ini terdapat apendiks veriformis. Usus besar terdiri dari segmen asenden pada sisi kanan abdomen, segmen transversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri dan segmen desenden pada sisi kiri abdomen. Yang mana fungsinya mengabsorbsi air dan elektrolit yang sudah hampir lengkap pada kolon. Bagian ujung dari usus besar terdiri dua bagian. Kolon sigmoid dan rektum kolon sigmoid berfungsi menampung massa faeces yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung. Kolon mengabsorbsi sekitar 600 ml air perhari sedangkan usus halus mengabsorbsi sekitar 8000 ml kapasitas absorbsi usus besar adalah 2000 ml perhari. Bila jumlah ini dilampaui, misalnya adalah karena adanya kiriman yang berlebihan dari ileum maka akan terjadi diare. Rektum berlanjut pada anus, jalan keluar anal diatur oleh jaringan otot lurik yang membentuk baik sfingter internal dan eksternal.
Traktus gastrointestinal jika terinfeksi akan melakukan mekanisme pengeluaran cairan yang banyak ke dalam lumen dan gerakan motilitas yang meningkat untuk membersihkan lumen usus dari patogen. Hal ini menyebabkan terjadinya diare, karena banyak cairan ekstrasel yang keluar maka pasien memerlukan terapi cairan dan elektrolit sebagai terapi suportif, juga terapi antimikroba, dan terapi nonspesifik lain



Penyebab gastroenteritis diantaranya yaitu:
Makanan dan Minuman
  • Kekurangan zat gizi; kelaparan (perut kosong) apalagi bila perut kosong dalam waktu yang cukup lama, kemudian diisi dengan makanan dan minuman dalam jumlah banyak pada waktu yang bersamaan, terutama makanan yang berlemak, terlalu manis, banyak serat atau dapat juga karena kekurangan zat putih telur.
  • Tidak tahan terhadap makanan tertentu (Protein, Hidrat Arang, Lemak) yang dapat menimbulkan alergi.
  • Keracunan makanan

Infeksi atau Investasi Parasit Bakteri, virus, dan parasit yang sering ditemukan:
  • Vibrio cholerae, E. coli, Salmonella, Shigella, Compylobacter, Aeromonas.
  • Enterovirus (Echo, Coxsakie, Poliomyelitis), Adenovius, Rotavirus, Astovirus.
  • Beberapa cacing antara lain: Ascaris, Trichurius, Oxyuris, Strongyloides, Protozoa seperti Entamoeba histolytica, Giardia  lamblia, Tricomonas hominis.

Gastroenteritis yang disebabkan oleh virus berlangsung selama satu sampai dua hari. Sementara itu, gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri berlangsung dalam periode yang lebih lama.
  • Jamur (Candida albicans)
  • Infeksi diluar saluran pencernaan yang dapat menyebabkan Gastroenteritis adalah Encephalitis (radang otak), OMA (Ortitis Media Akut  radang dikuping), Tonsilofaringitis (radang pada leher tonsil), Bronchopeneumonia (radang paru).

Perubahan udara
Perubahan udara sering menyebabkan seseorang merasakan tidak enak dibagian perut, kembung, diare dan mengakibatkan rasa lemas, oleh karena cairan tubuh yang terkuras habis.
Faktor Lingkungan
Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan, dimana air membawa sampah dan kotoran lainnya, dan juga pada waktu  kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar, sehingga penularan lebih mudah terjadi.

Persediaan air bersih kurang sehingga terpaksa menggunakan air seadanya, dan terkadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah makan.


Akibat Yang Dapat Terjadi:
Radang pada saluran cerna dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, diare dengan berbagai macam komplikasi yaitu dehidrasi, baik ringan, sedang atau berat. Selain itu diare juga menyebabkan berkurangnya cairan tubuh (Hipovolemik), kadar Natrium menurun (Hiponatremia), dan kadar gula dalam tubuh turun (Hipoglikemik), sebagai akibatnya tubuh akan bertambah lemas dan  tidak bertenaga yang dilanjutkan dengan penurunan kesadaran, bahkan dapat sampai kematian. Kondisi seperti ini akan semakin cepat apabila diare disertai dengan muntah-muntah, yang artinya pengeluaran cairan tidak disertai dengan  masukkan cairan sama sekali.



Pada keadaan tertentu, infeksi akibat parasit juga dapat menyebabkan  perdarahan. Kuman mengeluarkan racun diaregenik yang menyebabkan  hipersekresi (peningkatan volume buangan) sehingga cairan menjadi encer, terkadang mengandung darah dan lendir. 


Faktor Infeksi Gastroenteritis Infeksi internal, yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare. Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi.
Penyebab itu dapat digolongkan lagi kedalam penyakit yang ditimbulkan adanya virus, bakteri, dan parasit usus.
Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah rotavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya ialah virus Norwalk, astrovirus, calcivirus, coronavirus, minirotavirus dan virus bulat kecil. Bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan penyakit itu adalah Aeromonas hidrophilia, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni, Clostridium defficile, Clostridium perfringens,  E, coli, Plesiomonas, Shigelloides, Salmonella spp, Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae, dan Versinia enterocolitica.
Sedangkan penyebab gastroenteritis (diare akut) oleh parasit adalah balantidium coli, Capillaria philippinensis, cryptosporidium, Entamoeba histolitica, Giardia lamblia, Isospora billi, Fasiolapsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides stercoralis, dan Trichuris trichuria
Bakteri penyebab gastroenteritis (diare akut) dibagi dalam dua golongan besar, ialah bakteri non invasive dan bakteri invasive, yang termauk dalam golongan bakteri non invasive adalah : Vibrio cholera, E. coli pathogen (EPEC,ETEC,EIEC). Sedangkan golongan bakteri invasif adalah Salmonella spp, Shigella spp, E. coli infasif (EIEC), E. coli hemorrhagic (EHEC) dan camphylobcter. Diare karena bakteri invasive dan non invasif terjadi melalui suatu mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan transport ion di dalam sel-sel usus berikut ini : cAMP (cyclic adenosine monophospate), cGMP (cyclic guaniosin monophospate), Ca-dependent dan pengaturan ulang sitoskeleton.
c.Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti : otitis media akut tonsilopharingitis, dan sebagainya.



Patologi
Diare akut akibat infeksi( gastro enteritis) terutama dilakukan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak penularannya transmisi orang ke orang melalui aerosolisasi (Norwalk, rotavirus), tangan yang terkontaminasi (Clostridium difficille), atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktor penyebab (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas juga mencakup lingkungan mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi, yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus serta daya lekat kuman.
Mekanisme yang dilakukan virus masih belum jelas kemungkinan dengan merusak sel epitel mukosa walaupun hanya superfisial, sehingga mengganggu absorpsi air, dan elektrolit. Sebaliknya sel-sel kripti akan berpoliferasi dan menyebabkan bertambahnya sekresi cairan ke dalam lumen usus. Selain itu terjadi pula kerusakan enzim-enzim disakarida yang menyebabkan intoleransi yang akhirnya memperlama diare.

Data departemen kesehatan RI, menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia saat ini adalah 230-330 per 1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 1,6 – 2,2 episode diare setiap tahunnya untukgolongan umur balita. Angka kematian diare golongan umur balita adalah sekitar 4 per 1000 balita. Di laboratorium kesehatan anak RSUD Dr. soetomo pada tahun 1996 didapatkan 871 penderita diare yang dirawat dengan dehidrasi ringan 5%, dehidrasi sedang 7,1%, dan dehidrasi berat 23 %.tahun 2000 terdapat 1160 penderita diare yang dirawat dengan 227 (19,56 %) penderita yang meninggal karena dehidrasi.



Gejala

Pasien dengan diare akibat infeksi sering mengalami nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam dan diare terjadi renjatan hipovolemik harus dihindari kekurangan cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak, gangguan biokimiawi seperti asidosis metabolik akan menyebabkan frekuensi pernafasan lebih cepat dan dalam (pernafasan kusmaul). Bila terjadi renjatan hipovolemik berat maka denyut nadi cepat (lebih dari 120 kali/menit) tekanan darah menurun tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis, kekurangan kalium dapat menimbulkan aritmia jantung. Perfusi ginjal dapat menurun sehingga timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat timbul penulit berupa nekrosis tubular akut.
Secara klinis dianggap diare karena infeksi akut dibagi menjadi dua golongan pertama, kolerifrom, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja.
Kedua disentriform, pada saat diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah.

Comments

Popular posts from this blog

METABOLISME LEMAK

DISLIPIDEMIA

METASTASIS (SUPPLEMENTARY INFORMATION)